Postingan

Penyemangat Kurir

Kata-kata Bijak sebagai Penyemangat Kurir Ketika Mengirimkan Paket Apakah kamu atau kenalanmu bekerja sebagai seorang kurir? Menerjang panas dan hujan demi bisa mengirimkan paket milik para pelangganmu. Sebagai penyemangat, mungkin kamu membutuhkan kata-kata bijak kurir yang telah kami siapkan di artikel berikut. Pekerjaan seorang pengantar paket atau barang itu tidak mudah. Tak peduli cuaca tengah panas atau hujan sekalipun, kamu harus mengirimkan paket itu. Sebagai penyemangat, mungkin kamu membutuhkan kata-kata bijak penyemangat untuk para kurir. Meskipun pekerjaan menjadi pengirim paket itu tidak sementereng bekerja di kantor, tapi tetap saja tugas itu penting. Jika tidak ada pengirim paket, lalu siapa nantinya yang akan mengirimkan barang-barang yang dibeli via online? Jadi tanpa menunggu lebih lama, langsung saja simak kata-kata bijak tentang kurir yang telah kami siapkan di bawah ini. Selamat membaca! 1. Bukan Mencari Materi Bekerja bukan hanya untuk mencari materi. Bekerja adal

Silaturahmi

Fikih Silaturahmi (Bag. 3): Keutamaan Menyambung dan Bahaya Memutus Silaturahmi * * Muhammad Idris, Lc. * https://muslim.or.id/75301-fikih-silaturahmi-bag-3-keutamaan-menyambung-dan-bahaya Tidak ada perbuatan baik yang diajarkan Islam, kecuali memiliki banyak keutamaan baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Silaturahmi merupakan salah satu perbuatan baik yang paling nampak dan paling penting, karena kebaikannya ditujukan langsung kepada kerabat kita sendiri dan bukan orang lain. Di dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ “Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah, sedangkan terhadap keluarga sendiri mendapatkan dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi no. 658, Nasa’i no. 2582, dan Ibnu Majah 1844) Pentingnya menyambung silaturahmi terbukti dari bagaimana Allah Ta’ala memberikan ganjaran bagi pelakunya di dunia dan di akhirat serta memberikan huk

BAHASA BIMA (NGGAHI MBOJO)

BAHASA BIMA (NGGAHI MBOJO) Bagi yang tertarik atau sekedar ingin mengetahui bahasa Bima dibawah ini ada sedikit dari banyaknya kata2 dan kalimat bahasa Bima yang mungkin bisa membantu. Kamus kecil au = apa a'u = tangga ao = lawan ai = tali ai(na) = jangan ada = budak aka = itu, di, tadi ake = ini, sekarang ama = bapak ari = adik, belakang ara = sini amba = pasar ambi = nyaman, siap2 ambi(na) = mungkin asa = mulut atu = plastik ato = cocok, pasang, atur ampa = angkut ade = hati ana = anak awa = bawah ba = bola, adzan  be = mana bau = kenapa bou = baru boe = pukul bui = siram bune = bagaimana  bura = putih bona = jelek boru = potong(rambut) bedebe = menggerutu caru = enak cepe = ganti capi = sapi caha = rajin cou = siapa cowa = bohong co'i = harga co'o = lepas cola = bayar caki = tusuk cili = sembunyi (cili weki = sembunyi*untuk orang) cambe = jawab cumpu = habis ca'u = mau cau = sisir  ca ara/ wa'a ca ara = bawa kesini dei = dalam dou = orang dabae = jahat darere = g

Segera, segera, segera!

 Bersegeralah, Jangan Menunda! Bagikan:WhatsAppTelegramFacebookTwitterEmailShare Hidayatullah.com—Sudah menjadi rahasia umum dalam masalah waktu, masyarakat kita dikenal suka menggunakan sistem “jam karet”. Layaknya sebuah karet, ia akan bisa kita ulur sekehendak kita. Begitu pula halnya dengan jam karet, tidak ada prinsip tepat waktu di dalam penerapannya. Ia selalu molor, molor, dan molor. Sebagai contoh, ketika kita hendak mengadakan rapat ataupun kegiatan sejenisnya yang berkaitan dengan ketepatan waktu, maka setiap kali itu pula pemunduran jadwal dari waktu yang telah disepakati, senantiasa terjadi. Sepakat kumpul jam tujuh, tibanya jam setengah delapan. Berjanji untuk datang jam sepuluh, munculnya malah jam sebelas, begitu seterusnya, dan begitu seterusnya. Dan ‘tradisi’ ini terjadi, bermuara pada karakter masyarakat yang ‘doyan’ menunda-nunda pekerjaan/waktu. Ironinya, kasus tersebut (menunda-nunda) tidak hanya melanda golongan bawah (masyarakat biasa) negeri ini, namun, mereka

Waktu dan Umur

Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita semakin dewasa Rentang waktu terkadang membuat kita lupa bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa kita hanya manusia yang tak punya apa-apa selain jasad yang tak berguna Rentang waktu terkadang membuat kita sadar bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa melainkan hati yang ada di dalam dada dan amal jasad yang lata Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda tergantung dalam keadaan apa kita berada Namun Tuhan telah berkata, “Hanya Akulah yang tahu umur manusia”. Sekular barat berkata, “Waktu adalah dollar di dalam kantung” Namun Hasan Al-Bana berkata, “Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”. Waktu….. Alam terus menari dalam simfoninya Waktu….. Umur manusia didikte olehnya Waktu…..  Setiap detaknya memakukan kita di persimpangan jalan jalan Tuhan atau jalan setan Rentang waktu….. semoga tak melalaikan kita tuk terus berjalan di jalan-Nya #limabelastahunsilam #duapulu

*Kata-Kata Bodoh tapi Bijak*

 *Kata-Kata Bodoh tapi Bijak* 1. "Orang bodoh seringkali beralasan sabar terhadap segala sesuatu yang sebenarnya dia mengalah dengan keadaan tanpa pernah berusaha." 2. "Dalam sitausi apa pun, jangan biarkan emosimu mengalahkan kecerdasanmu." 3. "Aku cukup bodoh bukan, menerima luka ini dengan ikhlas." 4. "Aku sadar, aku memang bodoh. Aku masih saja menunggumu dan masih saja berharap kau mencintaiku." 5. "Kadang meski terus terluka, kamu tetap tak ingin melepasnya. Meski terdengar bodoh, kamu masih berharap dia akan berubah." 6. "Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai." 7. "Jangan terlalu mengambil hari di depanku. Aku tak bodoh untuk membedakan antara rasa dan risi." 8. "Terkadang membodohi diri sendiri itu mudah. Cukup merindukannya walau tak terbalaskan, cukup bertahan meski dia sudah tak lagi nyaman." 9. "Lawan

FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN

 FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARIPADA PEMBUNUHAN Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh Seorang murid meminta maaf kepada gurunya yang telah difitnahnya. Mendengar itu Sang guru hanya tersenyum sambil bertanya : “Apa kau serius?”. “Saya serius, Guru", jawab sang Murid. Guru terdiam sejenak, lalu bertanya :  “Apakah kamu punya sebuah kemoceng?”. “Ya Guru, saya punya. Apa yang harus saya lakukan dengan kemoceng itu?”. “Berjalanlah berkeliling lapangan sambil mencabuti bulu-bulu kemoceng itu. Setiap kali kamu mencabut sehelai bulu, ingat-ingat perkataan buruk mu tentang aku, lalu jatuhkan di jalanan yang kamu lalui”. Esoknya, sang murid menemui Guru dengan sebuah kemoceng yang sudah tidak memiliki sehelai bulu pun. “Guru... bulu-bulu kemoceng ini sudah saya jatuhkan satu per satu sepanjang perjalanan. Saya berjalan lebih dari tiga km sambil mengingat semua perkataan buruk saya tentang Guru. Maafkan saya, Guru....”. Sang Guru terdiam sejenak, lalu berkata : “Kini pulanglah dengan kemb